Membangun Bisnis yang Beretika
Dewasa ini, bisnis yang kurang beretika tumbuh subur di Negara kita hal ini tentu saja sangat merugikan masyarakat pada umumnya dan pelaku bisnis pada khususnya. Menurut Bisnis Indonesia (kamis, 14 September 2006) Departemen Perdagangan mengungkapkan pertumbuhan perusahaan yang berpraktik Money Game. Bahkan di antaranya memohon surat izin usaha penjualan langsung (SIUPL). Hal tersebut tentu saja dapat menjelaskan bahwa bisnis yang kurang beretika memang telah lama muncul dan berkembang. Untuk itu kita harus dapat membedakan mana bisnis yang beretika dan bisnis mana yang tidak beretika agar kita semua tidak terjerumus dalam bisnis yang tidak beretika tersebut.
Memang tidak mudah membedakan antara bisnis yang beretika dan tidak beretika karena jika suatu bisnis yang tidak beretika tidak melanggar hukum maka bisnis tersebut tidak dianggap etis meskipun sudah merugikan orang banyak. Hal inilah yang menjadi prinsip bagi pebisnis yang tidak mempunyai etika.
Maka dari itu, diperlukan moral yang tinggi untuk membangun bisnis yang beretika, disamping itu bisnis atau usaha yang dibuat tidaklah bersinggungan atau bertolak belakang dengan norma-norma dalam masyarakat serta tidak menyalahi aturan-aturan yang ada. Dasar agama adalah pedoman yang sangat penting untuk menciptakan bisnis yang beretika karena orang yang mempunyai dasar agama yang kuat akan berpikir dua kali jika dia ingin mencurangi dan merugikan orang. Oleh karena itu pendidikan moral dan agama sangatlah penting ditanamkan sejak dini agar dapat membangun bisnis yang beretika.
Diposkan oleh ETIKA BISNIS dicky saptahadi di 05:16
Sabtu, 02 Januari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar