Minggu, 18 April 2010

double pedal

before we learn how to learn the double pedal is a good idea to know what good we pedal.double double pedal is useful to maintain our stamina in the game while playing drums beat cepat.sehingga we need to know how to position the feet on the pedals drum.ada two positions on the foot pedal drums yaiti heel up (heels raised) and the heel down (heel baseball appointed) but used in double pedals are heel-up technique (heel raised) in order to fit the middle pedal and setamina more awake and beat the game even faster.
but the constraints that often occurs when playing a double pedal is the left leg which was not able to keep your right foot agility can be overcome by playing the music where the drum position is reversed so the left leg and come accustomed to even the existence of nimble left hand when a friend also trained to do exercises like this but if teman2 has twin pedals do not bother to reverse the position of the drum.
after that a friend could train with linear lahihan grove (the blow that fell alternately) with alternately so that later on can do a lot of variation double pedal
terakir is a friend who should exercise diligent perseverance brings results because kesempuraan in playing music

drummer

Drummer philosophy is that those who have been experts in expert play drum.orang is that those who already mengusai basic technique and high-level techniques. This blog in kususkan for friends who want to learn to play drums until a drummer ..... whether to therefore learning required maen drum drum set? the answer is just as well but if friends do not have a drum set that's because friends can still learn to play drums with drum visualization. membanyangkan visualization with the drum is a drum set in front of friends to this way I will discuss at another time. but the initial capital in the capital to learn to be the drummer is a strong intention and references that many of the drums.

Minggu, 21 Maret 2010

My FaVorite Hobby

My hobby is playing music, as is well known in my personal self, I was a drummer in a band called The Nine Tails.
I love to play drums, because this instrument is very cool, to play drums you can train the right brain and left us together.

My favorite courses in college

My favorite courses in college was statistics 1 and 2, because this subject is very interesting for me.
With this course I can learn a lot about how to do research with the correct data.
In statistika1 courses we can figure out how to determine the sample from a population that will be researched, how we obtain valid data and determine what analytical tools will be used.
In our statistika2 Alay learn more analysis can be used starting from the chi-square to a simple linear regression and multiple linear regression. In addition we can also examine the data we have to test for normality to the validity.
For many students statistics is a difficult course, but there is nothing wrong if we want to try would be to be easy.
So never be afraid to learn statistics.

My Personal Self

My name is Fahril Ramadan, I am 20 years old, I was born in Jakarta on 17 April 1989, I lived in JL. Belawan No. 69 Tanah Abang.
I was the second of two brothers, my sister was a woman but she had died when I was little, so I've never met my sister.
My hobbies playing music and playing futsal, I was a drummer in a band called "The Nine Tails", a japanese rock genre, in futsal, I played as a goalkeeper.

Sabtu, 02 Januari 2010

Membangun Bisnis yang Beretika

Membangun Bisnis yang Beretika

Dewasa ini, bisnis yang kurang beretika tumbuh subur di Negara kita hal ini tentu saja sangat merugikan masyarakat pada umumnya dan pelaku bisnis pada khususnya. Menurut Bisnis Indonesia (kamis, 14 September 2006) Departemen Perdagangan mengungkapkan pertumbuhan perusahaan yang berpraktik Money Game. Bahkan di antaranya memohon surat izin usaha penjualan langsung (SIUPL). Hal tersebut tentu saja dapat menjelaskan bahwa bisnis yang kurang beretika memang telah lama muncul dan berkembang. Untuk itu kita harus dapat membedakan mana bisnis yang beretika dan bisnis mana yang tidak beretika agar kita semua tidak terjerumus dalam bisnis yang tidak beretika tersebut.
Memang tidak mudah membedakan antara bisnis yang beretika dan tidak beretika karena jika suatu bisnis yang tidak beretika tidak melanggar hukum maka bisnis tersebut tidak dianggap etis meskipun sudah merugikan orang banyak. Hal inilah yang menjadi prinsip bagi pebisnis yang tidak mempunyai etika.
Maka dari itu, diperlukan moral yang tinggi untuk membangun bisnis yang beretika, disamping itu bisnis atau usaha yang dibuat tidaklah bersinggungan atau bertolak belakang dengan norma-norma dalam masyarakat serta tidak menyalahi aturan-aturan yang ada. Dasar agama adalah pedoman yang sangat penting untuk menciptakan bisnis yang beretika karena orang yang mempunyai dasar agama yang kuat akan berpikir dua kali jika dia ingin mencurangi dan merugikan orang. Oleh karena itu pendidikan moral dan agama sangatlah penting ditanamkan sejak dini agar dapat membangun bisnis yang beretika.
Diposkan oleh ETIKA BISNIS dicky saptahadi di 05:16

Moral Dalam Berbisnis

Sejalan dengan berakhirnya pertemuan para pemimpin APEC di Osaka Jepang dan dengan diperjelasnya istilah untuk menjadikan Asia Pasifik ditahun 2000 menjadi daerah perdagangan yang bebas sehingga baik kita batas dunia akan semakin "kabur" (borderless) world. Hal ini jelas membuat semua kegiatan saling berpacu satu sama lain untuk mendapatkan kesempatan (opportunity) dan keuntungan (profit). Kadang kala untuk mendapatkan kesempatan dan keuntungan tadi, memaksa orang untuk menghalalkan segala cara mengindahkan ada pihak yang dirugikan atau tidak.
Dengan kondisi seperti ini, pelaku bisnis kita jelas akan semakin berpacu dengan waktu serta negara-negara lainnya agar terwujud suatu tatanan perekonomian yang saling menguntungkan. Namun perlu kita pertanyakan apakah yang diharapkan oleh pemimpin APEC tersebut dapat terwujud manakala masih ada bisnis kita khususnya dan internasional umumnya dihinggapi kehendak saling "menindas" agar memperoleh tingkat keuntungan yang berlipat ganda. Inilah yang merupakan tantangan bagi etika bisnis kita.
Jika kita ingin mencapai target pada tahun 2000 an, ada saatnya dunia bisnis kita mampu menciptakan kegiatan bisnis yang bermoral dan beretika, yang terlihat perjalanan yang seiring dan saling membutuhkan antara golongan menengah kebawah dan pengusaha golongan keatas. Apakah hal ini dapat diwujudkan ?
Berbicara tentang moral sangat erat kaitannya dengan pembicaraan agama dan budaya, artinya kaidah-kaidah dari moral pelaku bisnis sangat dipengaruhi oleh ajaran serta budaya yang dimiliki oleh pelaku-pelaku bisnis sendiri. Setiap agama mengajarkan pada umatnya untuk memiliki moral yang terpuji, apakah itu dalam kegiatan mendapatkan keuntungan dalam ber-"bisnis". Jadi, moral sudah jelas merupakan suatu yang terpuji dan pasti memberikan dampak positif bagi kedua belah pihak. Umpamanya, dalam melakukan transaksi, jika dilakukan dengan jujur dan konsekwen, jelas kedua belah pihak akan merasa puas dan memperoleh kepercayaan satu sama lain, yang pada akhirnya akan terjalin kerja sama yang erat saling menguntungkan.
Moral dan bisnis perlu terus ada agar terdapat dunia bisnis yang benar-benar menjamin tingkat kepuasan, baik pada konsumen maupun produsen. Kenapa hal perlu ini dibicarakan?
Isu yang mencuat adalah semakin pesatnya perkembangan informasi tanpa diimbangi dengan dunia bisnis yang ber "moral", dunia ini akan menjadi suatu rimba modern yang di kuat menindas yang lemah sehingga apa yang diamanatkan UUD 1945, Pasal 33 dan GBHN untuk menciptakan keadilan dan pemerataan tidak akan pernah terwujud.
Moral lahir dari orang yang memiliki dan mengetahui ajaran agama dan budaya. Agama telah mengatur seseorang dalam melakukan hubungan dengan orang sehingga dapat dinyatakan bahwa orang yang mendasarkan bisnisnya pada agama akan memiliki moral yang terpuji dalam melakukan bisnis. Berdasarkan ini sebenarnya moral dalam berbisnis tidak akan bisa ditentukan dalam bentuk suatu peraturan (rule) yang ditetapkan oleh pihak-pihak tertentu. Moral harus tumbuh dari diri seseorang dengan pengetahuan ajaran agama yang dianut budaya dan dimiliki harus mampu diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Sumber:
http://fe.usu.ac.id/files/Etika%20bisnis%20manajemen-ritha8.pdf